Mengkaji Sampah dan Lingkungan dalam Perspektif Penghayat Kepercayaan
FKD episode 17 yang dilaksanakan pada 27 Juli 2023 mengangkat tema “Mengkaji Sampah dan Lingkungan dalam Perspektif Penghayat Kepercayaan”. Sekitar 25 orang turut serta menyimak diskusi yang dimoderatori oleh Moh. Ali Rohman dari Yayasan LKiS ini.
Suroso, seorang Penghayat Paguyuban Palang Putih Nusantara, mengajak para audiens yang beberapa di antaranya juga Penghayat Kepercayaan untuk mulai mawas diri dan mampu mengelola sampah. Bagi Penghayat Kepercayaan, mengelola sampah harus muncul dari ketetapan hati sendiri kemudian keluarga. Terdapat tiga inti ajaran yang dia pelajari, salah satunya memayu hayuning bawana di mana Penghayat Kepercayaan diminta untuk mampu mengelola lingkungan alam, termasuk sampah. Beberapa upaya yang dilakukan ialah sedekah bumi, merti dusun, ritual tolak bala, dan reresik tlogo. Ritual-ritual tersebut merupakan ajaran leluhur yang mengajarkan Penghayat Kepercayaan untuk hidup selaras dengan menjaga lingkungan.
Dalam kesempatan ini, Lasio dari Paguyuban Eklasing Budi Murko (PEBM) menjelaskan mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan dengan memilah antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah dengan cara menimbunnya ke dalam tanah, karena bagi Penghayat Kepercayaan segala sesuatu yang berasal dari bumi maka akan kembali lagi ke bumi. PEBM juga melakukan pengelolaan sampah organik dengan melakukan fermentasi, yang dikenal dengan ecoenzym. Cara-cara yang dilakukan PEBM dalam mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga lingkungan alam sekitar tetap terjaga ini selaras dengan istilah urip nguripi panguripan yang menyadari bahwa alam semesta harus dirawat.
Heron selaku penanggap menjelaskan untuk mengelola sampah kita harus mengubah kesadaran perilaku bahwa manusia, lingkungan, dan Ilahi berada dalam satu kesatuan kosmologis.
Selengkapnya: