FKD 2023Forum Kamisan DaringProgram

Resiliensi Agama Leluhur di Era Digital

Forum Kamisan Daring Episode #4 dengan topik “Resiliensi Agama Leluhur di Era Digital”, membahas empat hal menarik sebagai berikut: 1) Bagaimana agama-agama leluhur bertahan dan beradaptasi di tengah era digital yang semakin berkembang pesat; 2) Bagaimana nilai-nilai kepercayaan leluhur dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang semakin didominasi oleh teknologi digital; 3) Bagaimana agama-agama leluhur dapat menjaga keberlangsungan hidup dan relevansinya di tengah arus globalisasi dan modernisasi; 4) Bagaimana teknologi digital dapat berperan dalam membantu melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai agama leluhur.

Gress Raja, salah satu narasumber, menjelaskan mengenai ajaran Salika yang dianut oleh Suku Lio di Kabupaten Ende, NTT. Salah satu cakupan yang diajarkan adalah Ende Lio yang merupakan sebuah pernyataan ikrar antara dua suku: Salika Saine Saone yang artinya satu tungku, satu ibu, satu rumah. Ajaran Salika sendiri adalah penyatuan dua ajaran yang merupakan evolusi perjalanan spiritual agama Salika. Perjalanan evolusi ini berdasarkan pada silsilah peradaban Suku Lio Ja.

Dalam proses perkembangannya, Suku Lio menghadapi diskriminasi sebagai akibat dari era digital di mana terdapat anggapan bahwa ajaran kepercayaan bukanlah ajaran agama yang selama ini dikenal, sehingga banyak bermunculan stigma negatif. Hal ini menyebabkan banyaknya paguyuban penghayat kepercayaan yang ragu dalam mengubah identitasnya.

Hari, selaku narasumber kedua, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pengguna internet tertinggi di dunia. Jadi melalui jaringan internet ini seharusnya masyarakat sebagai pengguna bijak menggunakannya untuk keperluan yang positif. Hari menyatakan salah satu contohnya adalah melalui FKD ini, forum yang bisa mewadahi semua orang untuk terus terkoneksi dan berjejaring, sehingga mendapatkan informasi baru. Selain itu kemajuan teknologi juga bisa menjadi media bagi penghayat kepercayaan untuk terus menyebarkan dan mengenalkan ajarannya kepada masyarakat.

Maria dari Engage Media sebagai penanggap mengungkapkan bahwa ruang digital adalah imprint dari struktur sosial dari kehidupan kita yang nyata, artinya ruang online tidak bisa terpisah dari kenyataan ruang offline. Kedua ruang ini penting dipelajari untuk memahami keterkaitannya satu sama lain sehingga dapat menciptakan internet yang aman.

Simak tayangan selengkapnya:

Kontributor: Puti Ayu A.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button